HASIL
PENGAMATAN
No
|
Perlakuan
|
Perubahan berat sampel setiap 25 menit (gram)
|
Berat seluruh daun (gram)
|
Berat sampel (gram)
|
Luas sampel
|
||
Berat awal
|
Berat I
|
Berat II
|
|||||
1
|
Di luar
ruangan (A)
|
166,20
|
165,78
|
164,68
|
2,30
|
0,13
|
|
2
|
Di
dalam ruangan (B)
|
168,88
|
168,38
|
168,08
|
1,24
|
0,09
|
|
3
|
Di
dalam ruangan+di kipasi (C)
|
167,86
|
167,54
|
166,80
|
2,64
|
0,17
|
|
4
|
D
(Kontrol )
|
165,90
|
165,54
|
165,22
|
2,06
|
0,14
|
|
AN ANALISIS
DATA
Pada
sampel A yang disimpan diluar ruangan memiliki berat awal 166,20 gram. Setelah
didiamkan diluar ruangan pada 25 menit pertama beratnya berkurang sebanyak 0,42
gram menjadi 165,78 gram , kemudian setelah kembali didiamkan 25 menit selanjutnya beratnya kembali
berkurang 1,1 gram. Total berat yang hilang selama 50 menit adalah 1,52 gram.
Berkurangnya berat pada sampel A mengindikasikan adanya kehilangan air melalui
peristiwa transpirasi yang terjadi pada 17 helai daun dengan berat daun secara
keseluruhan 2,30 gram dan berat rata-rata per helaian daun 0,13 gram. Laju
transpirasi menjadi lebih cepat karena adanya sinar matahari.
Pada
sampel B yang disimpan didalam ruangan, pada awal penimbangan memiliki berat
168,88 gram. Pada 25 menit pertama setelah disimpan di dalam ruangan, berat
sampel berkurang sebanyak 0,5 gram sehingga berat sampel menjadi 168,38,
setelah 25 menit kedua berat sampel kembali berkurang sebanyak 0,3 gram gram.
Kemudian sehingga berat akhirnya 168,08 gram. Total kehilangan berat yang
terjadi pada sampel yang disimpan didalam ruangan selama 50 menit adalah
sebanyak 0,8 gram. Transpirasi tersebut terjadi pada 14 helai daun dengan berat
1,24 gram dan berat rata-rata per daun 0,9 gram. Pada sampel B diketahui bahwa
didalam ruangan pun proses transpirasi masih tetap terjadi walaupun dalam
jumlah yang sangat kecil.
Sampel
C yang disimpan didalam ruangan dan diberi perlakuan pengipasan, berat awal
pada saat penimbangan adalah 167,86 gram. Pada dua puluh lima menit pertama
terjadi kehilangan berat sebanyak 0,32 gram , sehingga beratnya menjadi 167,54
gram. Kemudian setelah 25 menit berikutnya beratnya kembali berkurang sebanyak
0,74 gram sehingga total kehilangan berat sebanyak 1,06. Berat daun secara
keseluruhan adalah 2,64 gram (jumlah daun secara keseluruhan sebanyak 15 helai
daun) dengan berat rata-rata per helai daun
sebanyak 0,17 gram. Dari data ini diketahui bahwa angina memiliki
pengaruh pada laju transpirasi tumbuhan.
Pada
sampel control yang disimpan di dalam ruangan dengan labu Erlenmeyer yang
ditutupi oleh aluminium foil , awal penimbangan beratnya adalah 165,90 gram
kemudian setelah disimpan selama 25 menit berat berkurang sebanyak 0,36 gram
sehingga beratnya menjadi 165,54 gram. Pada 25 menit selanjutnya beratnya
kembali berkurang sebanyak 0,32 gram dan berat akhir menjadi 165,22 gram. Total
kehilangan berat yang terjadi pada sampel control akibat transpirasi adalah
sebanyak 0,68 gram dari 14 helai daun dengan berat keseluruhan 2,06 dengan
berat rata-rata per daun 0,14 gram.
PEMBAHASAN
Transpirasi dapat diartikan sebagai
proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata.
Kemungkinan kehilangan air dari jaringan lain dapat saja terjadi, tetapi porsi
kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui
stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari
jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata.
Dwidjoseputro (1989), menyatakan
bahwa transpirasi mempunyai arti penting bagi tanaman. Transpirasi pada
dasarnya suatu penguapan air yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah.
Transpirasi jiga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar matahari,
kenaikan temperatur yang diterima tanaman digunakan untuk penguapan air.
Transpirasi
dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tempatnya, yaitu transpirasi kutikula,
transpirasi lentikuler, transpirasi stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang
melalui transpirasi stomata.
Proses transpirasi pada dasarnya
sama dengan proses fisika yang terlibat dalam penguapan air dari permukaan
bebas. Dinding mesofil
basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan.
Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar daripada udara
luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar dari
daun melalui stomata dibandingkan dngan jumlah yang masuk per satuan waktu,
dengan demikian tumbuhan tersebut akan kehilangan air.
Kegiatan
transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor
dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau
tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak
sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata (Salisbury&Ross.1992) dan
faktor luar antara lain:
1.
Kelembaban
Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata
terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi
molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul
uap air di udara.
2.
Suhu
Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F
cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan
sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi
pembukaan stomata.
3.
Cahaya
Cahaya memepengaruhi laju transpirasi melalui dua cara
pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi
aktifitas transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui
pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata.
4.
Angin
Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling
bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi
sehingga angin menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga
meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan
mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan
tingkat transpirasi.
5.
Kandungan
air tanah
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air
tanah dan alju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air
ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut
menyebabkan devisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada
malam hari terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat
penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat.
Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju
transpirasi lebih lanjut (Loveless,1991).
KESIMPULAN
1. Bahwa
penguapan yang paling banyak terjadi pada perlakuan ( A ) yaitu pada tanaman
yang di simpan di luar ruangan.
2. Bahwa
penguapan yang paling sedikit terjadi pada perlakuan ( B ) yaitu pada tanaman yang
disimpan di dalam ruangan.
3. Bahwa sinar matahari sangat berpengaruh terhadap
proses transpirasi hal ini terbukti dengan besarnya selisih yang terjadi pada
perlakuan A yang disimpan di luar ruangan berbeda cukup besar dengan jumlah
selisih yang terjadi pada perlakuan B yang disimpan di dalam ruangan.
4. Bahwa angin juga berpengaruh terhadap proses
transpirasi yaitu terbukti dengan perlakuan C yang di simpan di dalam ruangan
dengan dikipasi. Jumlah selisih
penguapannya juga bertambah sehingga lebih besar daripada perlakuan B yaitu
tanaman yang hanya di simpan di dalam ruangan saja tanpa dikipasi.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment