Persuteraan alam
merupakan suatu kegiatan agro-industri yang mempunyai rangkaian kegiatan yang
panjang. Kegiatan tersebut mencakup penanaman murbei, pemeliharaan ulat sutera,
produksi kokon, pengolahan kokon, pemintalan dan pertenunan sutera, dengan
tujuan untuk mendapatkan kokon ulat sutera, benang sutera dan kain sutera yang
berkualitas dan berkuantitas tinggi, serta mampu bersaing. Dalam proses produksi filamen sutera dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pembibitan yang berhubungan dengan produksi kokon dan penggulungan
sutera atau proses pemintalan yang berhubungan dengan penguraian filamen pada kokon
menjadi benang.
Pada proses produksi
kokon, selain dapat menghasilkan kokon baik, yang kemudian diproses untuk
dijadikan benang sutera, namun selain produk utama yang
didapatkan dari proses ini, ada sejumlah limbah sutera yang dihilangkan selama
manufaktur, yang memiliki nilai komersial. Salah satu limbah yang paling banyak
didapatkan dalam proses ini, yaitu limbah kokon. Limbah kokon ini, berasal dari
kokon berlubang, kokon cacat dan sisa kokon yang direeling. Kokon-kokon
tersebut menjadi limbah, karena
filamen yang ada pada kokon tidak dapat diurai menjadi benang. Namun, limbah
kokon masih dapat diproses lebih lanjut sebagai diversifikasi produk persuteraan,
seperti dijadikan spun silk, doupion silk dan handycraft.
Spun silk
adalah benang sutera yang dihasilkan dari limbah industri pemeliharaan ulat
sutera dengan cara dipintal, limbah tersebut diantaranya:
1. Kokon rusak, hasil dari pemuliaan ngengat
yang keluar dari kokon
2. Kokon ganda, hasil dari pengokonan dua ulat
sutera yang menyatu menjadi satu kokon
3. Floss, hasil dari seleksi kokon sebelum di reeling
4. Friese, serat sutera kasar dan tidak rata di awal dan akhir setiap kepompong
5. Scrap, limbah mesin yang tersisa dari proses reeling
Limbah kokon tersebut kemudian diproses menjadi
serat staple (serat pendek) dengan cara dipotong-potong.a Adapun cara pembuatan limbah serat untuk spun silk
1. Mula-mula dibuat larutan air soda dan teepol
(obat pembasah = wetting agent). Soda
dan teepol berguna untuk melepaskan atau menghilangkan serisin, sehingga
serat-serat kokon terurai (degumming).
2. Menyiapkan 100 liter didalam drum, yang
berisi 3 gram soda dan 200 cc teepol.
3. Cara merebus kokon :
a. Kokon dimasukkan ke dalam drum untuk direbus.
b. Dicampurkan larutan air soda dan teepol.
c. Kokon ditekan-tekan, dengan menggunakan alat
penekan, agar mengempes.
d. Selanjutnya ditambah kokon lagi,
ditekan-tekan sampai volume kokon menjadi seperempat drum.
e. Api dihidupkan dan kokon mulai direbus.
f. Setelah temperature air larutan mencapai 750 C, selama 40 menit kemudian kokon akan naik
(muncul).
g. Ditekan-tekan lagi dengan alat penekan dari
kayu, apabila tidak ditekan-tekan maka kokon akan tumpah.
h. Setelah air mendidih, kokon dibalik. 1/2
jam kemudian dibalik lagi.
i. Begitu
seterusnya sampai kokon masak. Lama perebusan 3 jam, apabila perebusan
menggunakan bahan bakar kayu.
j. Kokon
kemudian dicuci 2 – 3 kali (sampai terlihat bersih).
k. Kemudian diperas, dijemur sampai kering,
sehingga seperti serat kapas.
l. Bahan sutera yang telah mengalami pemasakan selanjutnya
dikerjakan dengan mesin-mesin yang sama seperti, pada proses pengerjaan wol dan
serat-serat staple lainnya. Serat-serat mengalami pengerjaan pembukaan,
penguraian dan peregangan serta penyisiran. Kemudian disuapkan pada mesin
Roving dan mesin Ring Spinning serta Twisting. Hasil benangnya disebut Spun
Silk.
Dari limbah kokon ini, dapat menghasilkan benang
spun silk yang kuat dan elastis, namun kurang berkilau. Spun silk dapat digunakan untuk
pembuatan shantung, hiasan gaun dan pelapis, anyaman elastis, sutera jahit, sutera musim panas, beludru, dan kain payung.
Doupion silk dibuat dari kokon ganda atau kokon doubel. Kokon ganda didapatkan dari dua ulat yang menyatu saat proses pengokonan. kokon ganda dapat dibuat menjadi benang filamen ukuran besar (denier tinggi) dengan mesin reeling khusus (Doupion Reeling Silk Machine) untuk dipintal menjadi doupion silk. Doupion
silk memiliki keunggulan,
yaitu mudah diwarnai dan dijahit, namun sutera ini juga memiliki beberapa
kelemahan, yaitu tidak memiliki kemampuan peregangan, secara alami teksturnya
tidak teratur dan ujung-ujungnya dapat terurai. Selain dijadikan sebagai benang, limbah sutera dari kokon cacat pun dapat dijadikan sebagai handycraft atau kerajinan tangan, yaitu aksesori seperti bros, jepit, anting, gantungan kalung dan cincin, juga dapat dibuat lukisan, kap lampu, tas, gantungan kunci dan lainnya.
Gambar Handycraft
Sumber :
Atmosoedarjo, H. S., J. Katsubrata, M. Kaomini., W. Saleh, dan W.
Moerdoko. 2000. Sutera Alam
Indonesia. Jakarta : Sarana Wana Jaya.