Thursday, December 31, 2015

PUSAT PEMBIBITAN ULAT SUTERA CANDIROTO JAWA TENGAH

1. Sejarah PPUS Candiroto
Pusat Pembibitan Ulat Sutera (PPUS) Candiroto merupakan salah satu produsen bibit ulat sutera (telur ulat sutera) milik pemerintah dibawah naungan Perum Perhutani. PPUS Candiroto didirikan pada tahun 1974 dan diresmikan pada tanggal 27 Mei 1975 oleh Dirjen Kehutanan yang pada waktu dipimpin oleh Dr Soedjarwo. Pendirian PPUS Candiroto adalah untuk memperoleh bibit ulat yang memiliki sifat unggul sehingga dapat mencapai tingkatan swasembada bibit ulat sutera yang berkualitas dalam rangka menunjang pengembangan persuteraan alaman nasional. Untuk menjamin ketersediaan bibit ulat sutera yang kualitas dan kuantitasnya dalam memenuhi permintaan pasar sehingga dapat meningkatkan produksi kokon, diterbitkanlah Surat Keputusan Direksi Nomor 932/ Kpts/ 1988 tanggal 10 Oktober 1988 tentang pengembangan PPUS Candiroto di KPH Kedu Utara dengan tujuan :
1.    Mengusahakan Unit Persuteraan Alam untuk memenuhi kebutuhan industri sutera alam dengan penyediaan bibit ulat sutera F1 unggulan yang berkualitas dan mencukupi kebutuhan nasional.
2.    Menambah pendapatan Perum Perhutani.
3.    Menambah kesejahteraan masyarakat berupa lapangan kerja dan sumber pendapatan.
4.    Menunjang pengembangan persuteraan alam secara nasional.      
Dengan berjalannnya waktu dan perkembangan di Perum Pehutani, maka pada tahun 2006 PPUS Candiroto Peberada dibawah naungan KBM Industri Non Kayu Perum Pehutani Unit 1 Jawa Tengah. Kemudian pada tahun 2009 berada dibawah naungan KBM AEJ Perum Pehutani Unit 1 Jawa Tengah dan pada tahun 2014 PPUS Candiroto berada dibawah naungan Kesatuan Bisnis Mandiri Agribisnis I Devisi Agribisnis dan Wisata, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.

2. Struktur Organisasi PPUS Candiroto  
Struktur organisasi di PPUS Candiroto sendiri dikepalai oleh seorang Asisten Manager yang membawahi dua orang kepala bagian setingkat yaitu kaur produksi dan kaur kebun. Kaur dibantu oleh 7 koordinator bidang, yaitu breeding, produksi kokon bibit, peneluran, treatment dan laboratorium. Tugas-tugas administrasi dilaksanakan oleh bagian tata usaha yang dikepalai seorang tata usaha, untuk bagan struktur organisasi dan struktur kerja PPUS Candiroto dapat dilihat pada gambar dibawah.


Gambar Struktur Organisasi PPUS Cnadiroto

              
3. Visi dan Misi PPUS Candiroto
          PPUS Candiroto merupakan salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang persuteraan alam khususnya penyediaan bibit telur ulat sutera yang berada dibawah naungan KPH Kedu Utara Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah. Visi dan Misi PPUS Candiroto yaitu :
1.      Visi
Membangun budaya yang produktif dan profesional. Regaloh industry non kayu sebagai bisnis hasil hutan non kayu secara profesional dan berkualitas untuk meningkatkan nilai tambah hutan non kayu.
2.      Misi
a   Mengelola bisnis secara profesional demi kepuasan dan harapan pengelola.

b Meningkatkan dan optimalkan aset perusahaan sebagai sumber daya produksi secara berkelanjut          demi berlangsungnya usaha.

4. Kondisi Lingkungan
1. Letak  Geografis PPUS Candiroto
Secara geografis PPUS Candiroto terletak pada ketinggian 575 – 600 meter diatas permukaan laut. Temperatur didaerah ini berkisar antara 25o C - 26o C dengan kelembaban udara 80 % - 90 %. PPUS Candiroto terletak di Desa Bejen kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung Km. 37 Jurusan Temanggung – Weleri, Jawa Tengah. Pusat Pembibitan Ulat Sutera (PPUS) Candoroto sampai sekarang telah melayani konsumen bibit telur ulat sutera antara lain: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi.
2. Sarana dan Prasarana
Ketersediaan bibit ulat sutera baik kualitas maupun kuantitasnya membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung untuk produksi telur atau untuk kegiatan lainnya. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Pusat Pembibitan Ulat Sutera (PPUS) Candiroto yang menunjang seluruh kegiatan yang ada berupa bangunan kerja, bangunan kantor, laboratorium, dan kebun.
Sarana dan prasarana yang terdapat di PPUS Candiroto antara lain :
1)   Ruangan pemeliharaan ulat sutera dengan kapasitas s/d 300 box intake/tahun.
2)    DCS (Dry Cold Stronge) untuk kepentingan penyimpanan telur dan inkubasi dengan kapasitas 50.000 box/tahun dengan tingkatan temperatur 2,5º C; 5º C; 7,5º C; 15º C dan 25º C.
3)   Sarana dan prasarana peneluran dan treatment telur ulat sutera dengan kapasitas yang memadai.
4)   Sarana dan prasarana pemeriksaan penyakit (tes pebrine), yaitu laboratorium, moth crusher, mikroskop, oven listrik dan oven gas
5)   Sarana untuk pengecekan kualitas kokon dan barang yang berupa timbangan digital dan single cocoon reeling tool.
6)   Kebun murbei dengan beberapa varietas murbei yang ditanam, diantaranya Morus alba, Morus multicaulis, Morus Cathayana, Morus Sp Var Kanva dan Morus Sp Var SHA2 x lun 109.

No comments: