Tuesday, January 14, 2014

Test Pebrin

Pemeriksaan pebrin pada produksi telur secara massal dilakukan dengan metode sampling berdasarkan banyaknya telur yang diproduksi. Ngengat berdasarkan nomor urutnya dimasukan satu per satu pada mesin moth crusher untuk dihancurkan dengan larutan KOH 4% masing-masing 2 mililiter selama 2 menit kemudian mesin dihentikan. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada sampel ngengat yang telah dihancurkan menggunakan mikroskop dengan pembesaran enam ratus kali. Apabila dari bahan-bahan yang diperiksa ditemukan spora pebrin maka harus segera dilakukan tindakan dengan cara melakukan desinfeksi berulang-ulang dengan larutan formalin 3-4%. Untuk mencegah meluasnya penyakit pebrin dilakukan dengan cara membakar telur-telur yang dihasilkan ngengat betina yang ternyata mengandung spora pebrin.

Test pebrin sangat penting dilakukan karena dapat mempengaruhi keberhasilan kegiatan selanjutnya yaitu serikultur. Test pebrin ini dilakukan agar telur yang mengandung bibit penyakit pebrin tidak ikut tercampur dengan telur yang tidak terkena bibit penyakit pebrin, karena bila telur mengandung bibit penyakit ini, maka pebrin akan muncul saat pemeliharaan ulat dan akan terus menyebar apabila tidak segera dimusnahkan karena penyakit pebrin ini ditularkan melalui mulut, yaitu dengan ulat yang memakan daun murbei, atau dari ovari. Patogen ini hidup sebagai parasit dalam ovari ngengat betina yang terkena penyakit ini dan akan pindah ke dalam telur untuk menyerang larva pada generasi berikutnya (Atmosoedarjo, dkk. 2000:100). 

                              Gambar Alat Penggerus Induk Ngengat untuk Test Pebrin

Sumber  :
Soekiman Atmosoedarjo, Junus Kartasubrata, Mien Kaomeni, Wardono Saleh dan Wibowo Moerdoko, 2000. Sutera Alam Indonesia. Jakarta : Yayasan Sarana Wana Jaya.


No comments: