Wednesday, March 26, 2014

TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN

HASIL PENGAMATAN
No
Perlakuan
Perubahan berat sampel setiap 25 menit (gram)
Berat seluruh daun (gram)
Berat sampel (gram)
Luas sampel
Berat awal
Berat I
Berat II
1
Di luar ruangan (A)
166,20
165,78
164,68
2,30
0,13

2
Di dalam ruangan (B)
168,88
168,38
168,08
1,24
0,09

3
Di dalam ruangan+di kipasi (C)
167,86
167,54
166,80
2,64
0,17

4
D (Kontrol )
165,90
165,54
165,22
2,06
0,14


AN       ANALISIS DATA 
Pada sampel A yang disimpan diluar ruangan memiliki berat awal 166,20 gram. Setelah didiamkan diluar ruangan pada 25 menit pertama beratnya berkurang sebanyak 0,42 gram menjadi 165,78 gram , kemudian setelah kembali didiamkan  25 menit selanjutnya beratnya kembali berkurang 1,1 gram. Total berat yang hilang selama 50 menit adalah 1,52 gram. Berkurangnya berat pada sampel A mengindikasikan adanya kehilangan air melalui peristiwa transpirasi yang terjadi pada 17 helai daun dengan berat daun secara keseluruhan 2,30 gram dan berat rata-rata per helaian daun 0,13 gram. Laju transpirasi menjadi lebih cepat karena adanya sinar matahari.
Pada sampel B yang disimpan didalam ruangan, pada awal penimbangan memiliki berat 168,88 gram. Pada 25 menit pertama setelah disimpan di dalam ruangan, berat sampel berkurang sebanyak 0,5 gram sehingga berat sampel menjadi 168,38, setelah 25 menit kedua berat sampel kembali berkurang sebanyak 0,3 gram gram. Kemudian sehingga berat akhirnya 168,08 gram. Total kehilangan berat yang terjadi pada sampel yang disimpan didalam ruangan selama 50 menit adalah sebanyak 0,8 gram. Transpirasi tersebut terjadi pada 14 helai daun dengan berat 1,24 gram dan berat rata-rata per daun 0,9 gram. Pada sampel B diketahui bahwa didalam ruangan pun proses transpirasi masih tetap terjadi walaupun dalam jumlah yang sangat kecil.
Sampel C yang disimpan didalam ruangan dan diberi perlakuan pengipasan, berat awal pada saat penimbangan adalah 167,86 gram. Pada dua puluh lima menit pertama terjadi kehilangan berat sebanyak 0,32 gram , sehingga beratnya menjadi 167,54 gram. Kemudian setelah 25 menit berikutnya beratnya kembali berkurang sebanyak 0,74 gram sehingga total kehilangan berat sebanyak 1,06. Berat daun secara keseluruhan adalah 2,64 gram (jumlah daun secara keseluruhan sebanyak 15 helai daun) dengan berat rata-rata per helai daun  sebanyak 0,17 gram. Dari data ini diketahui bahwa angina memiliki pengaruh pada laju transpirasi tumbuhan.
Pada sampel control yang disimpan di dalam ruangan dengan labu Erlenmeyer yang ditutupi oleh aluminium foil , awal penimbangan beratnya adalah 165,90 gram kemudian setelah disimpan selama 25 menit berat berkurang sebanyak 0,36 gram sehingga beratnya menjadi 165,54 gram. Pada 25 menit selanjutnya beratnya kembali berkurang sebanyak 0,32 gram dan berat akhir menjadi 165,22 gram. Total kehilangan berat yang terjadi pada sampel control akibat transpirasi adalah sebanyak 0,68 gram dari 14 helai daun dengan berat keseluruhan 2,06 dengan berat rata-rata per daun 0,14 gram.

PEMBAHASAN 
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan  air  dari  jaringan lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata.
Dwidjoseputro (1989), menyatakan bahwa transpirasi mempunyai arti penting bagi tanaman. Transpirasi pada dasarnya suatu penguapan air yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi jiga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar matahari, kenaikan temperatur yang diterima tanaman digunakan untuk penguapan air.
   Transpirasi dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tempatnya, yaitu transpirasi kutikula, transpirasi lentikuler, transpirasi stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata.
Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar daripada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dngan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan demikian tumbuhan tersebut akan kehilangan air.
Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata (Salisbury&Ross.1992) dan faktor luar antara lain:
1.      Kelembaban
Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap air di udara.
2.      Suhu
Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata.
3.      Cahaya
Cahaya memepengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata.
4.      Angin
Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi.
5.      Kandungan air tanah

Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan alju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut (Loveless,1991).

KESIMPULAN
1.      Bahwa penguapan yang paling banyak terjadi pada perlakuan ( A ) yaitu pada tanaman yang di simpan di luar ruangan.
2.      Bahwa penguapan yang paling sedikit terjadi pada perlakuan ( B ) yaitu pada tanaman yang disimpan di dalam ruangan.
3.      Bahwa sinar matahari sangat berpengaruh terhadap proses transpirasi hal ini terbukti dengan besarnya selisih yang terjadi pada perlakuan A yang disimpan di luar ruangan berbeda cukup besar dengan jumlah selisih yang terjadi pada perlakuan B yang disimpan di dalam ruangan.
4.      Bahwa angin juga berpengaruh terhadap proses transpirasi yaitu terbukti dengan perlakuan C yang di simpan di dalam ruangan dengan  dikipasi. Jumlah selisih penguapannya juga bertambah sehingga lebih besar daripada perlakuan B yaitu tanaman yang hanya di simpan di dalam ruangan saja tanpa dikipasi.

DAFTAR PUSTAKA

No comments: